Jumat, 28 Oktober 2011

Tubuh Manusia Bercahaya ?

Di saat kita memikirkan organisme bercahaya, hanya sedikit yang terlintas dalam benak kita. Contohnya makhluk hidup bercahaya seperti kunang-kunang dan ubur-ubur florescent, tetapi baru-baru ini ilmuwan mengetahui bahwa ternyata tubuh manusia juga memancarkan cahaya.

Melalui usaha gabungan dari para ilmuwan di Tohoku Institute of Technology dan Kyoto University di Jepang, peneliti menemukan bahwa manusia sebenarnya adalah organisme hidup bercahaya. Fakta membuktikan, secara virtual segala mahluk hidup memancarkan cahaya yang sangat lemah, yang diduga muncul akibat produksi reaksi biokimia yang dipengaruhi oleh radikal bebas. Sinar yang terlihat ini berbeda dari radiasi inframerah.

Secara alami, cahaya yang dipancarkan tubuh manusia tidak terlalu terang. Bahkan cahaya yang dipancarkan tubuh manusia ribuan kali lebih redup dari apa yang bisa ditangkap mata manusia. Tetapi, ilmuwan menemukan bahwa dim cahaya redup florescence ini bisa ditangkap oleh peralatan ultrasensitif seperti kamera CCD (cryogenic charge-coupled-device).
Mengambil Gambar

Untuk bisa menangkap cahaya redup yang dipancarkan tubuh manusia ini, ilmuwan harus terlebih dulu mendinginkan CCD hingga 184 derajat Farenheit dan memotret subyek dalam ruang gelap. Cahaya tubuh manusia ditemukan pada tingkat satu foton.

Dalam kamar gelap, lima pria berumur sekitar 20 tahun, berdiri telanjang dada di depan kamera dan diambil gambarnya selama 20 menit tiap tiga jam dari pukul 10:00 - 22:00.

Peneliti dapat mendeteksi emisi ringan dari subyek dengan panjang gelombang 500-700 nanometer, mata manusia dapat menangkapnya dalam bentuk spektrum warna hijau dan merah.

Cahaya apapun, meskipun lemah, namun merupakan suatu fitur menarik dari suatu organisme. Tetapi manusia mungkin tidak spesial dalam hal ini, karena pendaran cahaya ada pada semua organisme hidup apapun.

Tetapi, sebuah studi lain yang dilakukan di Institut Internasional Biofisika di Jerman menemukan bahwa emanasi cahaya meningkat ketika subyek melakukan meditasi. Di sana mereka menemukan perubahan biokimia setelah subyek melakukan meditasi, peneliti mengetahui bahwa latihan meditasi menambah emisi foton manusiawi.




Bagian wajah mengeluarkan sinar lebih terang daripada seluruh tubuh. Ini bisa disebabkan karena wajah lebih banyak menghasilkan zat dari sekujur tubuh. Selain itu, wajah memang paling sering terkena sinar matahari. Sel warna kulit seperti pigmen dan melanin adalah komponen yang berpendar yang kemungkinan mampu meningkatkan produksi cahaya dari dalam tubuh meski kecil sekalipun.


Selama cahaya redup tadi terhubung dengan metabolisme tubuh, ini akan memberi sugesti ke kamera yang mampu menandakan adanya pancaran sinar lemah yang dapat digunakan membantu bidang medis.


Bagian wajah mengeluarkan sinar lebih terang daripada seluruh tubuh. Ini bisa disebabkan karena wajah lebih banyak menghasilkan zat dari sekujur tubuh. Selain itu, wajah memang paling sering terkena sinar matahari. Sel warna kulit seperti pigmen dan melanin adalah komponen yang berpendar yang kemungkinan mampu meningkatkan produksi cahaya dari dalam tubuh meski kecil sekalipun.


Selama cahaya redup tadi terhubung dengan metabolisme tubuh, ini akan memberi sugesti ke kamera yang mampu menandakan adanya pancaran sinar lemah yang dapat digunakan membantu bidang medis.


Sementara, ahli energi cahaya di Institut Teknologi Tohoku, Masaki Kobayashi mengatakan, jika kita dapat melihat kilauan cahaya dari permukaan tubuh, berarti kita dapat melihat kondisi tubuh secara keseluruhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah mengunjungi GEMINI SCREAM.
Jangan lupa tinggalkan komentar
Kritik dan saran tentu selalu kami tunggu
Terima kasih dan Selamat membaca.!!